'Kuliah' Nobel Sastra Bob Dylan Disebut Menyontek - pantomim Pan -Tomim

Thursday, June 15, 2017

'Kuliah' Nobel Sastra Bob Dylan Disebut Menyontek

Jakarta, CNN Indonesia -- ‘Kuliah’ yang diberikan Bob Dylan demi syarat mendapatkan hadiah atas Nobel Sastra yang diterimanya beberapa waktu lalu, ternyata bermasalah. Setelah diumumkan Oktober lalu bahwa dirinya mendapat Nobel Sastra, Dylan baru memberi ‘kuliah’ itu pekan lalu.

Saat itu sang musisi berbicara soal bagaimana buku Moby Dick memengaruhinya.

Namun ternyata Dylan tidak berbicara soal pengalamannya sendiri. Ada bagian yang diklaim mengambil dari ulasan SparkNotes terhadap novel klasik Herman Melville itu. SparkNotes sendiri adalah situs yang biasa digunakan sebagai pedoman mahasiswa sastra.

Adalah penulis Andrea Pitzer yang menyadari kemiripan itu. Pada Selasa (13/6) lalu, seperti diberitakan Reuters, ia menulis di situs Slate bahwa ada setidaknya 20 kalimat yang digunakan Dylan di ‘kuliahnya,’ mengulang frasa atau ide SparkNotes soal Moby Dick.

Salah satunya, menurut catatan Pitzer, adalah saat Dylan menulis, “Ahab memiliki seorang istri dan anak di Nantucket, di mana dia mengenang masa-masa sekarang dan kemudian.”

Di ulasannya SparkNotes menulis, “melamun tentang istri dan anak yang dimilikinya di Nantucket.” Kedua kalimat itu memang tidak sama persis, tapi mengandung ide yang mirip.

“Jika Moby Dick [yang diulasnya] di ‘kuliah’ Nobel Sastra saja menyontek dari SparkNotes, lalu dunia harus bagaimana? Mungkin penggunaan SparkNotes bisa dilihat sebagai parodi atas penghargaan Nobel yang begitu prestise itu,” lanjut Pitzer dalam tulisannya, menyindir.

Reuters memberitakan, perwakilan Dylan belum berkomentar dan tidak menjawab telepon saat coba dikonfirmasi Rabu (14/6) kemarin.

Dylan sendiri hampir tidak mungkin berkomentar, karena ia memang jarang bicara pada media. Saat dianugerahi Nobel Sastra pun, butuh waktu beberapa lama baginya—sampai disebut angkuh dan tidak sopan—untuk akhirnya buka suara.

Namun Dylan memang pernah mengakui, karya-karyanya yang termasuk lagu Blowin’ in the Wind, The Times They Are A-Changin dan Like a Rolling Stone terpengaruh ide orang lain.

Ia membantah ketika itu disebut plagiarisme. Saat diwawancara Rolling Stone pada 2012 ia mengatakan, “Itulah yang dinamakan penulisan lagu. Ada hubungannya dengan melodi dan ritme, lalu semua berjalan. Anda membuat semua jadi milik Anda. Kita semua melakukannya.”

Dari Nobel Sastra, setelah akhirnya memberi ‘kuliah’ kepada Swedish Academy pekan lalu, Dylan mendapat US$900 ribu, meski tidak menghadiri upacara penerimaan penghargaan. (rsa)

Let's block ads! (Why?)

No comments:

Post a Comment