REUTERS/Kai Pfaffenbach , CNN Indonesia
Selasa, 13/06/2017 06:36 WIB
Artikel belum tersedia
Dahulu, Kassel merupakan tempat di mana Nazi pada masanya membakar semua buku. Namun kini di titik itu, ada Greek Parthenon yang diselimuti buku-buku yang dahulu dilarang Nazi. Buku-buku itu merupakan sumbangan dari berbagai kalangan dari penjuru dunia. (REUTERS/Kai Pfaffenbach)
Greek Parthenon itu merupakan pusat dari pameran seni terbesar Jerman, Documenta 14. (REUTERS/Kai Pfaffenbach)
Pameran itu baru kembali diadakan setelah dimulai pada 1955. Digagas oleh seniman Argentina Marta Minujin, pameran tahun ini berisi karya dari 160 seniman yang berasal dari lebih dari 50 negara. (REUTERS/Kai Pfaffenbach)
Pameran itu akan berlangsung selama sekitar 100 hari. Bukan hanya menampilkan karya-karya instalasi, terdapat pula lukisan langka dari komunitas komunis di Albania. (REUTERS/Kai Pfaffenbach)
Masing-masing seniman itu, yang diekspektasikan mendulang pengunjung sampai jutaan orang, menggunakan pikiran, tubuh, dan menyatukannya dengan sejarah maupun pengalaman pribadi mereka tentang Jerman dan Nazi. Ada pula yang berkarya tentang pengungsi. (REUTERS/Kai Pfaffenbach)
Salah satu karya menampilkan sisa-sisa kapal yang digunakan pengungsi di perairan dekat Yunani. Itu merupakan karya seniman Meksiko, Guillermo Galindo yang digantung. (REUTERS/Kai Pfaffenbach)
Seniman Irak Kurdi, Hiwa K. juga ikut unjuk gigi. Karyanya yang berupa pipa-pipa keramik diberi tajuk ‘When We Were Exhaling’ alias ‘Ketika Kami Mengembuskan Napas.’ Itu merupakan gambaran atas pengalamannya kabur dari Irak dengan berjalan kaki pada 1990-an. (REUTERS/Kai Pfaffenbach)
No comments:
Post a Comment