Penggagas serial yang berisi cerita gelap itu baru mengumumkan melalui Twitter-nya, bahwa Black Mirror juga akan ‘diabadikan’ menjadi buku. Tapi itu bukan sembarang buku.
“Dengan senang hati kami mengumumkan bahwa Black Mirror akan segera tersedia dalam format ‘kertas’ berteknologi tinggi,” demikian Charlie Brooker, jurnalis Inggris yang juga penulis naskah dan sosok penting di balik Black Mirror, mengumumkan lewat Twitter-nya.
Tidak ada penjelasan soal ‘kertas’ berteknologi tinggi yang disebutnya. Kemungkinan besar itu hanya candaan karena cerita Black Mirror yang biasanya ‘futuristik.’
Keterangan pers dari penerbit Ebury juga menyebutkan bahwa buku itu akan sangat menarik.
Salah satu perwakilan penerbit, Jake Lingwood juga berkata, Brooker akan bekerja dengan beberapa novelis yang “cerdas dan [berpikiran] tajam untuk menciptakan Black Mirror.”
Sebanyak 12 episode Black Mirror tahun lalu ditayangkan di layanana streaming Netflix, setelah Brooker membuat tayangan yang sama dan mini seri untuk Channel 4 Inggris.
Kebanyakan cerita Black Mirror bukan hanya gelap, melainkan juga tentang masalah yang timbul dari penggunaan teknologi di masa kini dan masa depan. Terkadang, ceritanya merupakan cerminan sekaligus sindiran dari hubungan masyarakat dengan teknologi.
Buku Black Mirror Volume 1 akan diterbitkan 22 Februari 2018 dan sudah mulai bisa dipesan. Di Amazon harga hardcover mencapai hampir 13 Poundsterling atau sekitar Rp220 ribu. (rsa)
No comments:
Post a Comment